Donor Darah ‘Maut’ :)

Nataniel

Nataniel

Photographer, content designer and trader

. . .

Hari ini donor darah saya yang paling berkesan. Ceritanya begini:

Bulan ini merupakan jadwal saya untuk donor darah lagi karena sudah lewat 2,5 bulan sejak donor darah terakhir.

Minggu lalu ada donor darah yang diadakan 4 Labtek, namun ketika saya tiba di tempat donor, orang dari PMInya sudah beres-beres. Jadi saya tidak sempat untuk donor. Setahu saya biasanya akan ada donor darah lagi yang diadakan oleh menwa setelah yang diadakan oleh 4 labtek. Benar saja, hari senin yang lalu saya melihat pengumuman akan ada donor darah hari kamis tanggal 18 maret. Saya sudah berniat untuk mengikutinya. Namun minggu ini penuh dengan tugas dan praktikum yang bertubi-tubi. Jadi konsekuensinya saya harus begadang sampai jam 2 subuh. Kebetulan rabu kemarin saya begadang karena hari ini ada pengumpulan 2 tugas dan 3 UTS ( untung 2 diantanya take-home). Saya tidur jam 2am. Setelah mengumpulkan tugas dan mengambil soal ujian take-home, saya bergegas ke labtek 5. Disana sudah ada petugas dari PMI. Kondisi badan saya waktu itu agak kurang fit, karena begadang dan sarapan hanya roti. Saya sempat ragu apakah saya mau donor atau tidak. Setelah saya pikir-pikir kalau tidak donor sekarang, saya harus menunggu 3 bulan lagi.

Akhirnya saya memutuskan untuk donor. Saya mengisi form kemudian menimbang badan dan mengukur tensi darah. Saya sempat menyanyakan kalau saya tidurnya Cuma 6 jam apakah bermasalah. Dan petugasnya menjawab “ gak apa-apa, minimal 5 jam “. Dalam hati saya berkata “ syukurlah, tapi saya tidurnya jam 2 subuh , mudah-mudahan tidak apa-apa“.  Setelah itu saya menuju kursi donor.

Saya sengaja memilih posisi yang mengharuskan kita donor melalui tangan kanan. Namun ketika mau disuntik, ada seorang perempuan yang datang. “ Ibu, saya tidak bisa donor lewat tangan kiri, tadi sudah dicoba tapi tidak bisa keluar, saya harus lewat tangan kanan”. Jawab petugasnya “ Oh begitu, tunggu sebentar yah dek, nanti setelah mas ini “. Namun ternyata mahasiswi itu ada ujian jam 10, jadi saya mempersilahkan dia untuk donor duluan. Saya memperhatikan ketika dia donor, darahnya susah keluar dan jarumnya harus digoyan dan dimaju-mundurkan supaya darahnya keluar. Saat itu perasaan saya mulai tidak enak. Namun saya tetap memutuskan untuk donor.

Setelah mahasiswa itu selesai, ternyata darah yang keluar tidak mencukupi jadi dihentikan saja. Selanjutnya giliran saya. Saya berbaring di kursi donor dan kemudian ditensi untuk mencari pembuluh darah. Seperti biasa saya tidak mau melihat proses penyuntikannya. Ketika disuntik, rasanya sakit, tidak seperti biasanya. Saya berfikir “ pasti petugasnya baru “. Saya langsung mengingat, tadi waktu mahasiswi sebelum saya donor, petugasnya memanggil petugas yang lain untuk membantunya. Seremm… Namun petugas itu cukup ramah dan mengajak saya terus ngobrol. Mungkin salah satu cara dia untuk mencairkan suasana. Setelah beberapa saat, saya melihat kantong darah saya, “kok darahnya lambat banget keluarnya yah?”. Kepala saya juga sudah agak pusing.

Kemudian datang seorang mahasiswa. Dia kemudian berbaring di seberang saya. Dai donor melalui tangan kirinya. Ketika mau disuntik, saya tidak mau melihatnya. Setelah beberapa saat, saya berbalik untuk melihat ke mahasiswa tersebut dengan asumsi, darahnya sudah mengalir. Namun ternyata DARAHnya belum keluar. Selangnya masih tetap berwarna putih. Petugasnya juga sudah panik, dia memanggil petugas yang lain untuk membantunya. Kemudian jarumnya digoyang-goyangkan dan ditarik-ulur. Disitu saya mulai merasa mual dan pusing melihatnya. Walaupun saya sudah donor 12 kali, namun saya masih agak ‘jijik’ melihat darah dan jarum. Mungkin selama 3 menit, badarah nya keluar. Namun tidak sampai disitu, ternyata darahnya tidak mengalir dengan lancar. Kembali lagi jarumnya digoyang-goyangkan. Pemandangan yang sangat membuat saya mual. Namun si mahasiswa itu biasa-biasa saja. Bahakan dia menawarkan diri untuk pindah ke tangan kanan. Wew…. Namun petugasnya menolak. Akhirnya, dia disuruh untuk berhenti. Darah yang keluar belum sampai setengah kantong. Jadi darah tersebut tidak dapat dipakai. Ternyat kalau darahnya tidak sampai 450cc ( termasuk plasma ) tidak dapat digunakan. Saya mengetahuinya dari petugas itu. Si mahasiswa itu lumayan kecewa karena darahnya tidak dapat disumbangkan dan dia merasa darahnya terbuang sia-sia. Beberapa saat kemudian, saya merasakan mata saya mulai berkunang-kunang,  kepala saya pusing.

Saya kemudian menyuruh ke petugasnya

“ Ibu, tolong dicabut saja, kepala saya pusing “.

Namun ibu itu bilang,

” tunggu 30 cc lagi dek “ .

Dalam hati saya bilang “ saya sudah mau pingsan bu “,

Tapi saya menyanggupi untuk menunggu beberapa saat lagi. Namun beberapa detik kemudian, pemandangan saya sudah kabur, dan pendengaran saya mulai berkurang. Seperti melihat kunang-kunang. Ini ciri-ciri mau pingsan nih.

Dengan suara yang tidak berdaya..

“Ibu, tolong dihentikan saja, saya pusing“.

Ibunya kemudian menghampiri saya, namun dia tidak langsung mencabutnya, dia melihat-lihat kantong darahnya, seperti mencoba melihat apakah darahnya sudah cukup.

” Cabut sekarang……”  waktu itu saya berusaha untuk berteriak, tapi suara yang keluar dari tenggorokan gw hanya seperti bisikan.

Akhirnya ibu itu sadar (tampak kaget) dan memanggil petugas yang lain. Seingat saya, mereka sangat panik . Para petugas berlari ke arah saya. Mereka kemudian mengubah posisi saya dengan cepat,  posisi kaki saya lebih tinggi dari posisi kepala saya. Rasanya sangat nyaman. Perlahan dunia kembali seperti semula. Hampir saja saya pingsan untuk pertama kalinya. He..he..  kemudian dalam posisi tersebut saya diberikan teh hangat, cukup membantu memulihkan. Saya disuruh istrahat kira-kira 20 menit. Terakhir mereka kaget setelah mengetahui saya tidur jam 2 subuh. Ha.ha.

Oh iya, darah saya yang keluar belum sampai 450cc, jadi kata petugasnya kemungkinan darahnya tidak akan dipakai. Miris juga mendengarnya, sudah mengeluarkan darah sebanyak itu, ujung-ujungnya tidak terpakai. Namun kata petugas yang satu lagi berusaha menghibur, “ tapi kurang 15 cc lagi, mungkin masih bisa dipakai”. Mudah-mudahan saja.

Quote of the day “ jangan pernah donor darah jika sebelumnya tidak cukup istrahat dan makan “.

10 Responses

  1. gw ngakak bacanya….hahahaha (walaupun sudah dengar langsung, tp kalo baca lebih bisa berimajinasi…haha)
    btw gw ga pernah donor darah loh, takut jarum soalnya….hehehe

    1. tapi kan kerasa……iiiiiihhhh
      benda non-organik masuk ke tubuh…
      rasanya ga enaaakk…haha

Leave a Reply to zarogravity Cancel reply

Archives