Topik pembicaraan reunian tiap taun mulai berubah. Ketika baru lulus sma atau kuliah, inti pembicaraan hanyalah mengenai tempat kuliah atau pekerjaan. Namun setelah masing-masing sudah mulai menampakkan kemapanan, perbincangan mulai beralih ke investasi. Oh iya, topik keluarga tentu saja tetap dibahas. Masalah klasik lah yah…
Nah, dari beberapa reuni yang gw ikuti pembicaraan mengenai investasi memang lagi hot-hotnya. Gw tentu saja masih setia mempromosikan reksa dana. haha. Teman gw yang lain mulai berbisnis di dunia properti. Gw cukup salut dengan mereka, selain modal yang besar tentu saja memerlukan komitmen yang besar pula.
Salah satu teman gw yang kerja di pegadaian menawarkan untuk ikut arisan emas, hitung-hitung untuk menjaga komunikasi satu sama lain. Namun nominal emas yang diarisankan hanya 5 gr. Gw sebagai orang yang kompetitif tentu saja tidak puas dengan jumlah sekian.
Jadinya gw browsing lagi mengenai investasi emas. Memang sih harga emas akhir-akhir ini lagi turun dan juga menurut beberapa orang mending fokus di reksadana. Namun tidak ada salahnya jika mengincvestasikan rejeki lebih ke keranjang yang lain. Akhirnya gw menemukan info mengenai tabungan emas melalui pegadaian.
Sistem tabungan emas ini mirip seperti kita membeli saham. Tabungan kita dihitung dalam satuan gram emas. Misalnya harga emas per gram saat itu adalah 500 ribu, dan kita menyetorkan uang 1 juta rupiah, maka di buku tabungan kita akan tertulis saldo emas 2 gram. Menariknya kita dapat membeli emas seharga 0.01 gram atau sekitar 5000 rupiah (harga sekarang). Cukup murah bukan? Selain itu kita tidak perlu pusing memikirkan dimana kita harus menyimpan emasnya. Jika suatu saat kita ingin mencetak emas batangan sesuai saldo tabungan kita, pegadaian dapat memfasilitasinya dengan biaya tertentu.
Keuntungan yang lain adalah biaya administrasi yang kecil. Cukup 30.000 rupiah dalam setahun. Namun dalam masa promosi, biaya ini digratiskan, nasabah cukup membayar uang materai. Untuk mengikuti program ini, kita cukup mendatangi kantor pegadaian dengan membawa KTP yang masih berlaku dan mengisi formulir. Nanti kita akan mendapatkan buku tabungan seperti ketika kita menabung secara konvensional di bank.
Sayangnya, belum semua kantor pegadaian menmiliki otorisasi untuk menerbitkan tabungan emas ini. Hanya di kantor-kantor pegadaian yang sudah ditunjuk secara resmi. Waktu itu saya membuat tabungan emas di Kantor Pegadaian Syariah Kramat Raya. Petugasnya sangat informatif dalam memberikan penjelasan.
Untuk melakukan top-up kita harus mendatangi kantor pegadaian tertentu. Namun menurut informasi dari petugas pegadaian, kedepannya akan dibuat virtual account sehingga nasabah bisa langsung melakukan top up dengan cara transfer.
Nah, tabungan emas ini bisa menjadi alternatif untuk kaum muda yang tidak mau ribet, seperti gw ini. Hahaha..