Di awal semester, saya berfikir “apa sih susahnya layout IC ?”. Pikiran itu muncul karena saya sudah terbiasa bekerja di daerah digital dimana semuanya serba mudah. Kita haya butuh logika dan penguasaan bahasa HDL yang baik maka semuanya akan selesai.
Namun di kuliah Perancangan IC Analog dan Mixed Signal yang diajarkan oleh Pak Fuad, semuanya berbeda. IC yang dibuat benar-benar manual/analog. Hal ini diakibatkan karena perangkat analog dalam sebuah processor sangan penting dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Dalam merancang IC Analog kita harus memperhatikan banyak faktor seperti lebat transistor, panjang transistor, posisi transistor, matching, dll. Selain membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi, karena kita bekerja dalam orde mikro ( di dunia nyata sudah mencapai orde nano), dibutuhkan juga seni dalam menyusun transistor-transistor tersebut. Ini merupakan point yang paling saya suka. Kalau di digital kita hanya berkutat dengan coding-coding, di analog kita bisa menuangkan rasa seni koita dengan menggambar.
Perancangan IC analog benar-benar mulai dari bawah, dimana kita membuat masking untuk litographi wafer semikonduktor. Kita harus membuat masking n-well, polysilicon, metal, dioxide dll.
Semester ini kami mendapat project melayout modulator delta sigma. walaupun rangkaiannya kecil, namun ketika diimplementasikan kedalam hardware, rangkaiannya bisa sangat rumit.
Software yang digunakan untuk Lay-out adalah L-Edit dari Tanner Tool. Selain itu digunakan Spice dan Matlab untuk memverifikasi hasil layout kita.
contoh rangkaian :
Hasil layout 2 transistor :