Ketika mendengar kata halloween, kita pasti langsung membayangkan suasana dimana orang-orang berpakaian yang seram, suasana yang gelap, ada kepala labu, vampir dan anak-anak yang berteriak “Trick or treat!“. Ucapan tersebut adalah semacam “ancaman” yang berarti “Beri kami (permen) atau kami jahili.” Di zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.
Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween.
Namun tahukah anda asal mula tradisi Halloween tersebut ?
Halloween berasal dari tradisi masyarakat Celtic yang dulu mendiami Irlandia, Skotlandia dan daerah sekitarnya yang percaya kalau pada hari terakhir bulan Oktober, para arwah gentayangan di bumi. Tapi tradisi ini sebenarnya telah berpulang lama.
Sekitar abad pertama Masehi, masyarakat Celtic ditaklukkan oleh warga Romawi yang kemudian menambahkan kebudayaan mereka ke dalam tradisi Halloween. Mereka menambahkan dua festival bernama Feralia, ditujukan untuk menghormati mereka yang meninggal, dan Pomona, yaitu festival untuk merayakan musim panen, diambil dari nama seorang dewi.
Sekitar abad ke-8, Gereja Katolik mulai merayakan tanggal 1 November sebagai hari untuk menghormati para santo dan sabta yang tidak memiliki hari perayaan khusus. Maka mulailah tradisi bahwa Misa yang diadakan pada hari itu disebut All Hallow Mass, yang berarti Misa Kaum Suci (dalam bahasa Inggris ‘orang kudus’ disebut ‘hallow’). Halloween merupakan kependekan dari All Hallows’ Even (eve dan even sama-sama berarti petang/malam) yang berarti malam sebelum hari raya All Hallow yang sekarang disebut Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints Holy Day). Huruf “n” di akhir kata Halloween berasal dari kata even. Inilah cikal bakal kata Halloween.
Lalu beranjak memasuki abad ke-18, banyak warga asal Eropa yang bermigrasi ke Amerika. Kebudayaan ini tetap mereka pertahankan dan bentuk perayaannya terus berkembang sampai sekarang.