bakar earphone? iya, benar. tapi bakarnya gak pake api. Dalam dunia audiophile istilah ini sudah tidak asing lagi. Pada dasarnya proses burn dilakukan pada earphone/headset/speaker [alat yang berhubungan dengan audio] yang baru pertama kali dipakai/dibeli. Jadi ketika kamu membeli earphone, pasti suara yang kamu dengar gak akan sejernih ataw se-bass seperti yang kamu dengar dari review2. Ini dikarenakan oleh struktur mekanik pada earphone belum lentur.
Suatu perangkat audio pasti terdiri dari membran yang berfungsi untuk menghasilkan suara akibat resonansi. Ketika perangkat tersebut diproduksi, membran tersebut masih dalam keadaan kaku sehingga suara yang dihasilkan belum optimal. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan diperlukan mekanisme yang disebut burning. Sebenarnya mekanisme ini suatu abuse kepada perangkat tersebut. Bagaimana tidak, perangkat tersebut diopersikan selama sekitar 50 jam nonstop.
Berawal dari ketidakpuasan gw dengan earphone ipod yang kualitas suaranya pas-pasan, gw akhirnya menggantinya. Gw punya sebuah earphone dengan merk dbE seri pr18. Waktu itu gw beli di BEC di warung-gadget dua bulan yang lalu. Kalau mau cari earphone mending beli disana, mereka memiliki koleksi yang lengkap. Awalnya gw baca review di forum audiophile indonesia terlebih dahulu. Kemudian gw memutuskan untuk membeli merk Senheizer. Tapi ketika sampai disana dan melihat serinya, ternyata Senheizer tidak ada yang menggunakan ear-bud. Akhirnya gw memutuskan untuk membeli merk lain. Sesuai dengan yg gw baca, philips kurang oke jadi gw memilih dbE. merek ini memang kurang terdengar di dunia awam, tapi di dunia audiophile merk ini cukup terkenal dan diperhitungkan. Stelah menimbang-nimbang harga akhirnya gw pilih dbE pr18. Waktu itu gw membawa ipod untuk mencoba2. Waktu gw coba dbepr18, kok gak jauh beda dengan earphone jadul n murahan yg gw punya. Tapi gw berfikir positif, semoga setelah ‘dibakar’ bisa lebih bagus.
Kemudian setelah samapai di kost, gw langsung memulai tahap burning. Gw sudah mengisi batrei ipod hingga full. Kemudian gw bikin sebuah palylist yang akan replay non-stop. Komposisi lagu yang digunakan untuk burning sebaiknya memiliki range yang lebar, mulai dari yang memiliki pith tinggi sampai bass yang gede. Karna gw mementingkan bass, maka lagunya kebanyakan bass yang gede. Kemudian gw play dengan volume normal. Gw simpan di lemari sampai 2 hari lebih, kira2 50 jam. Ternyata ipod cukup tahan selama 50 jam. Buktinya ketika gw ambil, batreinya belum habis. #senang.
Ketika gw coba untuk dengerin ipod pake earphone tadi, hasilnya jauhhhhhhhhhhhh berbeda dengan ketika gw beli. Suaranya jernih banget dan bassnya nendang abis.. Sekarng klo dengar musik pake earphone asli ipdo ataw pake earphone lain jadi serasa aneh. kurang asik. ahahaha #sombong.
Silahkan mencoba di earphone anda. :)
tips: buat yag make earbud, klo lagi jalan harus hati2. suara klakson mobil sering gak kedengaran lhoo.. #pengalamanpribadi
2 Responses
Pokoknya jangan beli earphone Philips deh, saya dan temen saya sepakat sampah banget. :mad:
Saya udah nyoba denger musik pake mp3 player sandisk (lupa serinya, punya temen), dan setelah itu nyoba dengerin iPod. Dengan earphone yang sama, kualitas suara —terutama bass— lebih bagus sandisk! :D
haha..
iya sih, kualiatas audio iPod touch emang gak sejago mp3 player sekelas yg lain. ipod touch lebih mengedepankan user interface n wifi dll.