Bike Tour to Hunneberg

Nataniel

Nataniel

Photographer, content designer and trader

. . .

“I really miss that moment, biking and running in the wood”

Salah satu kegiatan yang rutin gw lakukan ketika tinggal sementara di Sweden adalah lari dan bersepeda. Walaupun udaranya dingin, tapi dengan perlengkapan yang memadai semua bisa teratasi.

Ketika itu  hari Jumat pagi, di saat fika time (coffee time) teman sekantor nanyain kalau besok mau kemana. Seperti biasa, topik rencana week end itu seperti sebuah tradisi untuk dibahas. Gw sendiri belum ada plan apa-apa. Kemudian teman gw ngasih tau kalau sabtu besok itu cuacanya sangat cerah, dari pagi sampai malam. Gw langsung teringat untuk melanjutkan obsesi gw bersepeda. Tanpa pikir panjang gw langsung memutuskan untuk menyewa sepeda di samping kantor.

Penyewaan sepeda di samping kantor gw memang diperuntukkan untuk wisatawan yang berkunjung ke Trollhattan. Sayangnya, sepeda itu tidak disewakan di week-end, alasannya karena kantornya tutup. Namun dengan muka memelas dan gw menambahkan kalau kantor gw dekat dari situ, akhirnya gw diijinkan. Harga sewanya lumayan, kalau dirupiahkan sekitar 400 ribu untuk dua hari. >.<. Petugasnya memilihkan sepeda yang terbaik danjuga memberikan seperangkat ‘kunci’ dan juga pompa angin portable.

Tujuan gw adalah Hunneberg. Hunneberg adalah salah satu kawasan yang dilindungi oleh pemerintah. Luasnya lumayan gedee, didalamnya ada beberapa danau. Katanya kalau beruntung, kita bisa bertemu rusa atau beruang. 

Keesokan harinya gw bangun pagi untuk mempersiapkan keberangkatan gw. Gw sekalian memasak untuk makan siang, karena rute yang gw jalani lumayan jauh. Mostly sih masuk hutan dan melewati danau. Tentu saja tidak ada warteg di tengah hutan yang bisa gw datangi setiap saat.  Karna gw gak ada kotak makan, kotak es krim pun jadi. Hehe..

Perjalanan ke Hunneberg sangatllah menyenangkan. Pemandangan yang hijau, biru, dan kuning khas Sweden menyertai perjalanan gw. Gw menyempatkan diri utnuk menikmati beberapa spot-spot menarik, seperti gereja dan pemakaman. Gw juga melewati kompleks perumahan penduduk yang tersusun sangat rapih dan bersih. Ketika itu weekend, jadi lumayan banyak orang yang keluar rumah. Mereka membawa anak mereka atau anjing untuk jalan-jalan atau sekedar berkebun di taman samping rumah mereka.

Karna gw kurang oke membaca maps, gw sering kali berhenti tiba-tiba kalau menemui jalan bercabang. Haha.. Untung ada google maps yang sangat membantu. Google maps ini dilengkapi dengan fitur rute sepeda. Jadi gw tidak takut bakalan ditilang karna melanggar lalu lintas.

Semakin jauh, pemandangan berubah menjadi hamparan permadani yang hijau. Sejauh mata memandang hanya ada ladang dan langit biru. Pemandangannya mirip wallpaper Windows XP yang legendaris itu. Sesekali ada rumah petani yang berdiri di tengah-tengah ladang. Im so happy! Serasa berada di film-film. haha..

Typical pemandangan di countryside Sweden

Sejam kemudian, gw sampai di salah satu akses masuk Hunneberg. Gw menyempatkan diri untuk mendekati peternakan sapi. Sapi-sapinya gede-gede tapi rese. Kenapa rese? ketika gw dekati untuk mengambil foto, mereka berisik banget. “mooo…” kayak mengusir gw jauh-jauh. -__-.

Kejadian yang sangat menyesakkan adalah ketika gw mau mengecek hasil foto yang sudah gw ambil sebelumnya. Ternya gw lupa memasang memeory card ke kamera gw. Hasilnya semua foto gw terhapus. nagissss.. Setelahitu gw hanya mengandalkan kamera HP gw, Sony X Z3 Compact. Untung hasilnya lumayan oke setelah gw pindahkan ke komputer, perfecto!. Dan untungnya lagi, gw menyadari kebodohan gw itu di awal-awal, jadi gw masih sempat untuk mengabadikan momen-moment itu pakai HP.

Tantangan pertama muncul, ternyata untuk masuk ke Hunneberg melalui akses yang gw pilih, harus melewati tanjakan yang cukup curam. Orang-orang yang mau masuk ke sana menggunakan mobil. Gw mencoba jalan lain tapi ternyata sama saj. Masa gw pulang sih.. Akhirnya gw memutuskan untuk mendorong sepeda gw. Jalanan yang menanjak cukup jauh, sangat menguras tenaga. Mungkin orang-orang yang melewati gw befikir kalau gw nekat. haha. Whatever

Beberapa menit kemudian gw sampai di dataran yang landai. Dari situ kita bisa memilih mau menggunakan jalur yang mana. Gw memilih jalur yang melewati tiga danau, dengan harapan gw bisa melihat pemandangan yang bagus-bagus. Ternyata gw tidak sendirian, banyak juga yang menghabiskan weekend mereka untuk hiking di Hunneberg, bahakan ada beberapa pasangan kakek nenek. Salutt…

Perjalanan pertama adalah menuju Danau Igelsjön.  Akses kesini masih sangat mudah. Dari jalanan aspal berubah menjadi jalanan berkerikil. Agak annoying sih bersepeda di jalanan berkerikil, disamping berat harus menjaga keseimbangan juga. Tapi ini belum ada apa-apanya, tunggu sampai rute berikutnya.

Danau Igelsjön tidak terlalu besar, tapi pemandangannya indah. Danau ini dikelilingi oleh pohon-pohon yang tinggi. Suasananya sangat tenang, hanya ada suara burung-burung dan angin yang berhembus. Disitu ada dermaga yang bisa digunakan untuk berenang. Sempat berfikir untuk berenang walupun gak bawa baju renang, gak ada juga orang yang liat kalau telanjang, tapi ternyata airnya sangat dinginnn…

Setelah puas menikmati pemandangan dan meneguk air yang gw bawa, gw melanjutkan perjalanan. Jalur berikutnya lumayan sulit karena harus melewati jalan setapak. Beberapa saat kemudian gw menemui jalanan aspal lagi.

Tujuan gw berikutnya adalah danau Bergsjön. Danau ini jauh lebih besar dari pada danau sebelumnya. Disitu terdapat sebuah penginapan yang biasa digunakan penduduk untuk bermalam. Kita dilarang untuk mengayuh sepeda di sekitar situ, jadi gw harus mendorong sepeda gw.

Di sebelah Danau Bergsjön, ada Danau Grinnsjön yang luasnya lebih besar lagi. Letaknya sangat berdekatan. Di Danau ini gw mencari spot yang cocok untuk mencicipi makan siang gw. Tepat di pinggir danau gw menghabisakan sebagian bekal gw. Gw memutuskan untuk menyisihkan sebagian bekal gw karena gw memprediksi bahwa perjalanan gw masih jauh dan akan sangat berat, jadi bakalan butuh ekstra tenaga. Gw juga menghemat konsumsi air gw. That was a right decision.

Tujuan berikutnya adalah Danau Långevattnet.  Perjalanan makin sulit. Gw harus menyusuri Danau Grinnsjön. Jalanannya sangat berbeda dengan sebelumnya, jalanannya berupa jalanan setapak yang tidak ada kerikil atau aspal. Jalanan hanya berupa track yang sering dilewati oleh para pejalan kaki. Gw sempat ragu apakah ini bisa dilewati oleh sepeda? Ternyata bisa, terbukti dengan adanya bekas ban yang tercetak di tanah. Haha. Jalanan semacam ini menjadi makanan gw sekitar dua puluh kilometer kemudian.

Capture
Makan Siang
selfie sebelum makan

Dari situ perjalanan gw habiskan dengan mendorong sepeda gw. Karena tidak mungkin melewati jalur itu dengan mengendarainya, selain itu sepeda gw bukan sepeda khusus untuk off road. Hehe.. Kadang gw harus mengngkat sepeda gw karena terhalang oleh pohon yang rubuh.

Sepeda gw dan Danau Långevattnet

Tak jarang gw harus melewati rawa-rawa yang hanya dihubungkan oleh dua pasang kayu yang sudah rapuh. Gw pernah hampir terjatuh ke rawa karena tidak seimbang. Pengalaman yang sangat mengasyikkan.

 

Setelah terbiasa melihat medan yang rumit itu, gw memutuskan untuk mengendarai sepeda gw di tempat-temapat tertentu, seperti jika ada turunan walaupun jalannya berundak-undak. Banyak akar-akar pohon yang merintangi, jadi kalau tidak menjaga keseimbangan bisa terjatuh. Puji Tuhan gw gak sampai terjatuh selama perjalanan. Tapi kalau ditanya soal kram kaki? gw mungkin sempat meringis kesakitan dan berbaring di tanah karena kram kaki. Kalau sudah merasa kram, gw langsung berhenti dan berbaring di tanah, dimana pun itu. Yang paling parah adalah gw berbaring di rumput-rumput kering yang ternyata dibawahnya itu rawa-rawa. >.< gatel dan basah. Tapi mau diapa lagi, kalau gw paksakan bergerak bisa jadi gw cidera.

Kadang-kadang gw bertemu dengan jalanan lebar yang berkerikil. Perasaan ketika mendapati jalanan ini seperti menemukan mata air di padang gurun. Hahaha. tapi beberapa saat kemudian google maps memaksa gw untuk masuk ke hutan lagi melewati jalan setapak. That moment…

Akhirnya jalanan besar

Danau terkahir yang gw singgahi adalah Danau Eldmörjan. Ketika memasuki kawasan ini gw baru nyadar kalau gw mwngambil rute terbalik. Seharusnya start di danau ini dan finish di tempat gw mulai tadi. Ditambah lagi dengan fakta kalau ternyata jalur itu adalah jalur merah. Gw gak pernah melihat tanda merah ini karena gw mengambil arah yang bertolak belakang. -___-.

Di dananau ini gw menghabiskan bekal gw dengan bahagianya. Pintu keluar sudah dekat jadi gw gak perlu kuatir lagi. haha. Tapi minuman masih tetap gw sisihkan karena perjalanan ke apartemen masih jauh.

Perjalanan keluar dari Hunneberg lebih santai. Gw tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mengayuh sepeda karena jalanannya beraspal dan yang paling penting adalah jalanannya menurun. Jadi gw bisa menikmati udara segar di sepeda yang melaju kencang. Haha..

Keluar dari Hunneberg gw melewati jalur yang berbeda ketik adari apartemen. Pemandangannya tidak kalah indah. Gw melewati beberapa peternakan dan ladang bunga canolla. Sangat indah.

Oh iya ini rute tour gw. Gw memakai aplikasi untuk merecord perjalanan gw.

AmEyONwsywWCT_u4gYk5r23J8I50m5LazaLGDNDyPnpk

foto yang lain disini

Leave a Reply

Archives