5 cm

Nataniel

Nataniel

Photographer, content designer and trader

. . .

dangw nonton film ini. sebenarnya film ini bukan top-list gw sih, tapi karna jadwal yang sesuai dengan gw cuma film ini akhirnya gw beli tiketnya. penasaran isinya gimana, karna dulu pernah ada film jepang judulnya “5 cm persecond” gw kira isinya fisika, ternyata darama, dan baguss.. jadi harapan gw film 5 cm ini lumayanlah.

dan ternyata saudara2, tidak sesuai dengan perkiraan gw. film ini bukan lumayan, tapi bagus.

ini film drama indonesia kedua yang gw tonton di bioskop, setelah [sebelumnya] akhirnya gw menonton film “tanda tanya”. gw berprinsip sejak pertama kali nonton film di bioskop, gw gak akan nonton film drama indo di bioskop, karna menurut gw masih belum ‘layak’. jadi biasanya gw nonton lewat CD/DVD/file donlotan aja. gw mikir sayang duitnya. Jadi gw gak nonton film indo di bioskop? gak juga, gw malah sering nonton film horror indo di bioskop. tapi itu dulu, ketika horrornya masih wajar, jaman kuntilanak, tusuk jailangkung, bangku kosong, dll. sekarang mah murahan dan aneh..

ok. back to main discussion. jadi film ini diangkat dari novel karangan anak negri. gw belum baca sih. *gw juga gak baca novel indo.hehe.. bercerita tentang kisah persahabatan 5 orang anak muda yang sudah terjalin selama bertahun-tahun. sampai akhirnya mereka merasa bosan bertemu dan meutuskan untuk tidak berhubungan selama tiga bulan. sampai mereka bertemu lagi, mereka kemudian mendaki gunung semeru. *gw gak mau cerita detailnya. tapi di akhir cerita, asmara mereka cukup mengejutkan karena ternyata tidak seperti yang gw bayangkan. sebenarnya sempat tertebak, tapi kemudian ada scene yang menggoyahkan iman gw *naon. dan ternyata…

bahkan film ini membuat gw terharu. bukan karena ceritanya, tapi kualitas gambar dan pemandangannya. film ini memperlihatkan keindahan gunung semeru dengan baik. dan membangkitkan semangat nasionalisme di beberapa bagian cerita. oh iya, lumayan banyak lelucon yang bertaburan di sepanjang film ini. bahkan di saat serius ujung2nya kita dibikin tertawa.

overall, ceritanya tidak terlalu kompleks dan cukup singkat. klo gw rate, gw kasih 7.0/10.

*jirr…. pengen banget gw ke semeru..

Bagi pengalaman

Jadi selama nonton film ini, terutama ketika scene naik gunung, gw teringat pengalaman gw naik gunung di jawa timur. Gunung weliran. tertinggi ketiga atau keempat di jawa kalau gak salah. Jadi waktu itu gw bersama teman-teman ( 1 cowok, 4 cewek ) dan 2 kenalan di Leduk sekaligus menjadi pemandu.

Kami berangkat malam2. kejadiannya benar2 mirip. penuh dengan ketegangan. walaupun pemandu kami sempat bercanda ketika gw bilang “gw lapar”. dia bilang diatas ada penjual bakso kok. lagi rame klo musim sekarang. gw dengan lugunya percaya saja. tapi gw pikir2 bagaimana cara si penjual bakso naik gunung?

udara begitu dingin. suasana yang mencekam. gelap gulita. mitos yang sebelumnya diceritakan membuat kami berhati2 dalam bertindak dan bertutur. mungkin karena mreka sudah berpengalaman, jadi mereka pintar menyemangati kami jadi kami terus melangkah. walaupun gak sampai di puncak karena teman2 cewek gak sanggup. kami hanya 3/4 ketinggian.

kami tidur di per’kemahan’ para penambang belerang. cewek2 tidur di tenda, sedangkan yang cowok tidur di ‘kemah’. kemah yang hanya terdiri dari dua buah atap seng yang disandarkan sehingga membentuk segitiga. agak kokoh diberi penyangga kayu. ini benar2 kondisi terburuk gw ketika tidur. gw sering ikut pramuka namun ini lebih [arah. apalagi waktu itu hujan.

gw enggan untuk tidur. lebih memilih untuk tertap terjaga. siapa tau ada ular atau sesuatu yang berbahaya menhampiri kami. dan secara periodik gw menoleh ke samping memastikan teman gw masih bernapas. udara begitu dingin jadi kemungkinan terkena hipotermia sangat besar. gw pengen melihat teman2 di tenda namun udara dingin dan hujan mengurungkan niat gw. hanya bisa berdoa ketika itu.

menjelang pagi kantuk mengalahkan gw, akhirnya gw tertidur.

pagi hari teman2 sudah bangun dan mulai berkegiatan diluar. gw keluar kemah dan bersyukur masih bisa melihat teman2 di pai ini. sinar mentari yang hangat. kami mencari kayu bakar untuk menghangatkan badan dan memasak sarapan.

setelah beres2 kami pun turun gunung dengan hati yang gembira.

2 Responses

  1. anak gunung juga ternyata..
    daku sih ga nonton [tunggu ada subtitle english kali ya], tapi suka bukunya.. keren deh bukunya..

Leave a Reply

Archives